top of page
Sarwono & Bisma.png

KENANGAN BERSAMA PAK SARWONO

oleh: Bambang Ismawan

Pertemuan saya pertama kali dengan Pak Sarwono ketika beliau menjabat sebagai Sekjen DPP Golongan Karya dan anggota DPR RI (1983-1988).

​

Pertemuan ini berlanjut dengan hubungan akrab, sering bertemu dan ngobrol. Suatu ketika kami berdua diundang Redaksi Harian Sinar Harapan untuk ngobrol tentang pembangunan masyarakat. Menarik komentar Pak Sarwono terhadap pendapat saya tentang pembangunan masyarakat desa yang dilakukan pemerintah waktu itu. Pembangunan yang bersifat top-down mengakibatkan ketergantungan penduduk desa pada program pemerintah, serta semakin melebarnya kesenjangan sosial ekonomi antara warga desa sendiri. Bahkan seolah pemerintah tidak mengakui adanya kemiskinan yang disebut "belum sejahtera". Pak Sarwono menilai pendapat ini "kekiri-kirian", tepatnya "kiri dalam!". Semua yang hadir tertawa….

​

Ketika beliau menjabat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (1988-1993), kemudian Menteri Negara Lingkungan Hidup (1993-1998) dan Menteri Eksplorasi Kelautan (1999-2001), kami jarang bertemu. Kami berkontak kembali ketika beliau menjadi anggota DPD RI dari DKI Jakarta (2004-2009). Pada akhir masa jabatan DPD kami bertemu, dan Pak Sarwono minta saran yang diperlukan untuk memenangkan keanggotaan DPD periode  berikutnya. Spontan saya menyarankan bikin kampanye pembentukan undang- undang Keuangan Mikro. Pak Sarwono setuju, dan kemudian diusulkan dalam rapat DPD untuk diteruskan ke DPR. Hasilnya …, seperti sikap DPR periode sebelumnya yang tidak merespons positif terhadap usulan yang sama dari Bank Indonesia dan Gema PKM (Gerakan Bersama Pengembangan Keuangan Mikro) Indonesia, dan usulan dari DPD ini pun kandas. Namun setelah kehadiran Prof. Muhammad Yunus dari Bangladesh ke Indonesia atas undangan Presiden SBY, UU Lembaga Keuangan Mikro disetujui segera diundangkan DPR (2013).

​

Sementara itu, sebagai sahabat, Pak Sarwono mendaraskan sambutannya dalam buku ulang tahun saya ke 70, berikut.

​

Pada tahun 2006, Mas Bambang Ismawan menerima Social Entrepreneur of The Year dari Ernst & Young. Peristiwa ini merupakan pengakuan dunia bisnis internasional terhadap panggilan hidup Mas Bambang. Sejak lama, ia menempuh jalan pemberdayaan masyarakat yang sekarang digolongkan kepada upaya “wealth creation” (penciptaan kemakmuran). Tentunya pendekatan ini perlu payung yang besar, yaitu kebijakan nasional yang efektif untuk mengatasi kemiskinan struktural. Namun, setidaknya program yang secara konsisten dibawakan oleh Mas Bambang Ismawan melalui Bina Swadaya telah memperlihatkan sinar terang dalam kegelapan pemiskinan yang dialami oleh bangsa kita. Menciptakan pencerahan sehingga sinar terang bukan lagi sekedar titik harapan, termasuk ranah kebijakan publik yang tentunya di luar kesanggupan “civil society” untuk mewujudkannya, apalagi dengan melawan arus.

 

Gagah berani melawan arus adalah etos kejuangan yang sering diperlihatkan kaum idealis terutama ketika berusia muda. Namun Mas Bambang sejak usia muda sepertinya tidak mengambil jalan perlawanan. Yang ia tempuh bukanlah melawan arus, tetapi berupaya dalam jangka panjangnya menciptakan arus baru, di mana dunia usaha dan mereka yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan bekerja sama menciptakan pemakmuran.

 

Terpulang kepada kita semua, terutama para penyusun kebijakan publik untuk meneruskan teladan yang telah diperlihatkan Mas Bambang Ismawan, sehingga bangsa kita bahu-membahu terlibat dalam upaya besar, tidak sekadar mengatasi kemiskinan tapi menciptakan pemakmuran.

 

Selamat ulang tahun kepada Mas Bambang Ismawan sekeluarga, jerih payah, ketekunan, dan konsistensi Mas Bambang menekuni panggilan hidupnya selama puluhan tahun sungguh mengagumkan dan mengilhami banyak orang.

​

Pak Sarwono benar, perlu kerja sama antara para penyusun kebijakan publik dengan civil society organizations untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

RIP Pak Sarwono Kusumaatmadja, semoga bahagia di keabadian Rumah Allah. Amin

​

© 2023 Sarwono Kusumaatmadja Library

bottom of page